APAKAH kita pernah tahu sejarah munculnya bulan Januari sampai Desember? Pernah membayangkan, seandainya kerajaan Romawi pada waktu itu tidak membuat kalender terus sekarang bagaimana? Di artikel ini kita akan sidikit mengulasnya.
Sahabat Aun, Pernahkah kamu membayangkan, bagaimana jadinya jika bulan-bulan dalam kalender kita berbeda? Mungkin kita akan kebingungan saat membuat janji, kan? Nah, artikel ini akan mengajakmu menelusuri sejarah menarik di balik nama-nama bulan yang kita kenal sekarang.
Awal Mula Kalender Romawi
Pada zaman Romawi kuno, kalender hanya terdiri dari 10 bulan saja. Alasannya, mereka tidak memasukkan musim dingin ke dalam perhitungan karena saat itu aktivitas bertani terhenti. Kalendar pada masa itu dipahat di batu dan didistribusikan ke seluruh wilayah jajahan Romawi.
10 Bulan dalam Kalender Romawi Kuno:
- Martius (31 hari)
- Aprilis (30 hari)
- Maius (31 hari)
- Junius (30 hari)
- Quintilis (31 hari)
- Sextilis (30 hari)
- Septalis (31 hari)
- Octolis (31 hari)
- Novelis (30 hari)
- Decemberis (31 hari)
Reformasi Kalender oleh Numa Pompilius
Numa Pompilius, Raja Romawi kedua, mengadakan reformasi kalender. Sebagai pemimpin agama, dia membutuhkan kalender yang akurat untuk menentukan waktu ritual keagamaan, bukan hanya untuk bertani.
Dia menambahkan dua bulan baru: Ianuarius (29 hari) dan Februarius (28 hari). Tujuannya adalah untuk mengetahui kapan tanggal 2 minggu sebelum musim dingin berakhir, sehingga ritual menyambut musim semi dapat dilaksanakan tepat waktu.
Sistem Kalender yang Lebih Kompleks
Sistem kalender Romawi menggabungkan perhitungan berdasarkan pergerakan bulan dan matahari. Awalnya, mereka mengadopsi sistem Yunani yang didasarkan pada kemunculan bintang Sirius. Namun, sistem ini mulai kacau seiring waktu.
Para astronom yang bertugas mengamati pergerakan benda langit tidak sinkron dengan perhitungan kalender, sehingga perayaan keagamaan menjadi tidak konsisten. Untuk mengatasi hal ini, ditambahkan bulan ke-13 bernama Marcedonius (27 hari) setiap dua tahun sekali.
Penambahan ini membuat total hari dalam setahun menjadi 378 hari, dengan rata-rata 366 hari per tahun, mendekati satu tahun matahari (solar year).
Penyalahgunaan Kekuasaan dan Kekacauan Kalender
Sayangnya, hak untuk menyisipkan Marcedonius sering disalahgunakan oleh para pemimpin Romawi untuk tujuan politik. Mereka menambahkan bulan ini dua atau bahkan empat kali berturut-turut untuk memperpanjang masa jabatan mereka. Hal ini menyebabkan kekacauan dalam perhitungan gaji dan masa jabatan, serta memicu inflasi.
Reformasi Kalender oleh Julius Caesar
Pada tahun 45 SM, Julius Caesar mereformasi kalender lagi. Dia menetapkan 12 bulan dengan nama-nama yang masih kita gunakan sekarang:
- Ianuarius
- Februarius
- Martius
- Aprilis
- Maius
- Iunius
- Quintilis (kemudian diubah menjadi Julius)
- Sextilis (kemudian diubah menjadi Augustus)
- September
- October
- November
- December
Asal Usul Nama Bulan
- Ianuarius: Diambil dari nama dewa Romawi Janus, dewa penjaga gerbang Olympus. Diartikan sebagai gerbang menuju tahun baru.
- Februarius: Berasal dari kata Latin "februa" yang berarti "membersihkan". Bulan ini dikaitkan dengan ritual penyucian dan penebusan dosa.
- Martius: Berasal dari nama dewa perang Romawi, Mars.
- Aprilis: Berasal dari kata Latin "aperire" yang berarti "membuka". Bulan ini menandai awal musim semi dan kembalinya aktivitas bertani.
- Maius: Berasal dari nama dewi Maia, dewi pertumbuhan dan kesuburan.
- Iunius: Berasal dari nama dewi Juno, dewi pernikahan dan wanita.
- Quintilis: Awalnya berarti "kelima", kemudian diubah menjadi Julius untuk menghormati Julius Caesar.
- Sextilis: Awalnya berarti "keenam", kemudian diubah menjadi Augustus untuk menghormati Kaisar Augustus.
- September: Awalnya berarti "ketujuh", kemudian menjadi "kesembilan" setelah penambahan dua bulan oleh Numa Pompilius.
- October: Awalnya berarti "kedelapan", kemudian menjadi "kesepuluh".
- November: Awalnya berarti "kesembilan", kemudian menjadi "kesebelas".
- December: Awalnya berarti "kesepuluh", kemudian menjadi ke 12"
Reformasi Kalender oleh Kaisar Augustus
Kaisar Augustus memainkan peran penting dalam sejarah kalender. Dia mengubah nama bulan Sextilis menjadi Augustus untuk menghormati dirinya sendiri. Dia merasa beruntung di bulan ini (saat itu masih Sextilis) dan ingin bulannya memiliki jumlah hari yang sama dengan bulan Julius Caesar, yaitu 31 hari.
Namun, untuk mencapai hal ini, Augustus "mencuri" satu hari dari bulan Februari, sehingga Februari hanya memiliki 28 hari dan Augustus memiliki 31 hari.
Kesalahan Perhitungan dan Koreksi Kalender
Meskipun Julius Caesar berusaha menyelaraskan kalender dengan pergerakan matahari, masih terdapat sedikit kesalahan perhitungan. Satu tahun matahari sebenarnya adalah 365,2422 hari, bukan 365 hari.
Kesalahan ini, meskipun kecil, akan menumpuk seiring waktu. Hal ini baru disadari pada abad ke-16 oleh Paus Gregorius XIII.
Pada tahun 1582, Paus Gregorius mengeluarkan kalender baru yang disebut Kalender Gregorian. Kalender ini memperbaiki kesalahan perhitungan dengan menghilangkan 10 hari dari tahun 1582 dan menyesuaikan aturan penambahan tahun kabisat.
Kalender Gregorian: Kalender yang Kita Gunakan Saat Ini
Kalender Gregorian adalah kalender yang paling banyak digunakan di dunia saat ini, termasuk di Indonesia. Kalender ini lebih akurat daripada kalender Romawi kuno dan Julius Caesar, dan membantu menyelaraskan perhitungan waktu dengan pergerakan matahari.
Sistem penanggalan selain masehi
Kalender Masehi yang kita gunakan saat ini memang memiliki sejarah panjang dan menarik. Namun, perlu diingat bahwa di berbagai belahan dunia, sistem penanggalan yang digunakan berbeda-beda. Berikut sekilas pandang beberapa sistem penanggalan lain:
Kalender Hijriah:
- Digunakan oleh umat Islam di seluruh dunia.
- Berdasarkan perputaran bulan (lunar calendar).
- Satu tahun Hijriah terdiri dari 354 atau 355 hari, 10 hari lebih pendek dari tahun Masehi.
- Nama-nama bulannya: Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya'ban, Ramadhan, Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijjah.
- Tahun Baru Islam (1 Muharram) jatuh pada tanggal yang berbeda-beda dalam kalender Masehi setiap tahunnya.
Kalender Lunar Tionghoa:
- Digunakan di Tiongkok, Taiwan, Hong Kong, dan beberapa negara Asia lainnya.
- Berdasarkan perputaran bulan (lunar calendar).
- Satu tahun Lunar terdiri dari 354 atau 355 hari, 10 hari lebih pendek dari tahun Masehi.
- Nama-nama bulannya: 1 (Musim Semi), 2 (Musim Semi), 3 (Musim Semi), 4 (Musim Semi), 5 (Musim Panas), 6 (Musim Panas), 7 (Musim Panas), 8 (Musim Panas), 9 (Musim Gugur), 10 (Musim Gugur), 11 (Musim Gugur), 12 (Musim Gugur).
- Tahun Baru Imlek jatuh pada tanggal yang berbeda-beda dalam kalender Masehi setiap tahunnya.
Kalender Saka:
- Digunakan di India, Nepal, dan Sri Lanka.
- Berdasarkan perputaran bulan (lunar calendar).
- Satu tahun Saka terdiri dari 354 atau 355 hari, 10 hari lebih pendek dari tahun Masehi.
- Nama-nama bulannya: Chaitra, Vaisakha, Jyaistha, Asadha, Sravana, Bhadra, Asvina, Kartika, Agrahayana, Pausa, Magha, Phalguna.
- Tahun Baru Saka (Chaitra 1) jatuh pada tanggal 22 Maret dalam kalender Masehi.
Kalender Yahudi:
- Digunakan oleh umat Yahudi di seluruh dunia.
- Berdasarkan perputaran bulan (lunar calendar) dengan perhitungan yang kompleks untuk menyesuaikan dengan pergerakan matahari.
- Satu tahun Yahudi terdiri dari 354, 355, 383, atau 384 hari.
- Nama-nama bulannya: Tishrei, Cheshvan, Kislev, Tevet, Shevat, Adar I, Adar II (leap year only), Nisan, Iyar, Sivan, Tammuz, Av, Elul.
- Tahun Baru Yahudi (Rosh Hashanah) jatuh pada tanggal yang berbeda-beda dalam kalender Masehi setiap tahunnya.
Kalender Ethiopia:
- Digunakan di Ethiopia dan Eritrea.
- Berdasarkan perputaran matahari (solar calendar) dengan perhitungan yang kompleks untuk menyesuaikan dengan pergerakan bulan.
- Satu tahun Ethiopia terdiri dari 365 hari, dengan 13 bulan yang masing-masing 30 hari dan 5 hari tambahan di akhir tahun.
- Nama-nama bulannya: Enkutatash, Megabit, Meskerem, Taḫsas, Yekatit, Maggabit, Kenemet, Hidar, Ṭaḫsas limne, Ginbot, Sene, Hamle.
- Tahun Baru Ethiopia (Enkutatash) jatuh pada tanggal 11 September dalam kalender Masehi.
Kesimpulan
Nama-nama bulan dalam kalender kita ternyata memiliki sejarah panjang dan menarik. Dari kalender Romawi kuno yang hanya memiliki 10 bulan, hingga reformasi oleh Julius Caesar dan Augustus, dan akhirnya penyempurnaan oleh Paus Gregorius, kalender terus berkembang untuk menjadi lebih akurat dan bermanfaat bagi manusia. Selain itu, Sistem penanggalan di dunia yang sangat beragam, mencerminkan budaya dan tradisi yang berbeda-beda. Memahami berbagai sistem penanggalan ini dapat membantu kita untuk lebih menghargai keragaman budaya dan meningkatkan komunikasi antar budaya.
Sumber:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kalender_Romawi
- https://www.detik.com/jateng/berita/d-7121033/apa-itu-kalender-masehi-ini-pengertian-sejarah-perhitungan-penetapannya
- https://id.wikipedia.org/wiki/Masehi
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kalender_Hijriah
- https://en.wikipedia.org/wiki/Lunar_calendar
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kalender_Saka
Semoga artikel ini bermanfaat!