Sejarah dan Asal Usul Mie Instan: Dari Ide Brilian Hingga Hidangan Favorit Dunia

Pernah nggak kamu penasaran tentang asal usul mie instan? Bagaimana awal mulanya hingga bisa seterkenal sekarang? Yuk, simak cerita lengkapnya di artikel ini!

ilustrasi mie instan - murtaqicomunity.wordpress.com

Siapa sih yang nggak kenal mie instan? Makanan ini sudah menjadi favorit banyak orang, mulai dari anak kost, ibu rumah tangga, hingga para pekerja kantoran. Namun, pernah nggak kamu penasaran tentang asal usul mie instan? Bagaimana awal mulanya hingga bisa seterkenal sekarang? Yuk, simak cerita lengkapnya di artikel ini!

Apa Sebenarnya Mie Instan Itu?

Definisi

Mie instan adalah mie yang sudah dikukus, digoreng, dan dikeringkan terlebih dahulu, sehingga dapat disajikan dengan cepat hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu-bumbu yang sudah ada di dalam bungkusnya. Adonan mie instan umumnya terdiri dari campuran tepung terigu, air, minyak goreng, dan garam.

Komposisi Mie Instan

Terdapat tiga bahan utama dalam pembuatan mie instan, yaitu terigu, air, dan garam.

  1. Terigu: Mengandung minimal 8,5-12,5% protein untuk mencegah putusnya adonan saat proses pengeringan dan mengurangi kandungan lemak saat penggorengan.
  2. Air: Diserap hingga mencapai 30-38% berat adonan, dengan kadar air diatur agar tidak terlalu tinggi atau rendah.
  3. Garam: Menambah kelenturan dan memperkuat struktur gluten dalam mie. Beberapa jenis garam seperti natrium karbonat dapat ditambahkan untuk memberi warna kuning pada mie. Sebagai pengganti garam, air abu (campuran alkali dari natrium karbonat dan potasium karbonat) bisa digunakan.

Minyak digunakan untuk mengeringkan adonan mie dalam proses penggorengan. Bahan lain yang dapat ditambahkan untuk meningkatkan kualitas mie instan adalah hidrokoloid (gom) dan pati kentang.

Proses Pembuatan

Air, garam, dan terigu dicampurkan menjadi adonan. Setelah siap, adonan dibentuk menjadi lembaran pipih dengan bantuan roller secara berulang-ulang untuk menciptakan elastisitasnya. Roller membuat ketebalan mie yang diinginkan. Lembaran adonan lalu dipotong dan dialirkan ke jalur sabuk berjalan (conveyor) yang ditekan oleh logam berat, sehingga bentuknya menjadi keriting.

Mie kemudian direbus selama 1-5 menit untuk meningkatkan teksturnya. Setelah perebusan, mie dikeringkan dengan menggorengnya atau menggunakan udara (air dried). Proses pengeringan ini membentuk pori-pori pada mie yang membuatnya cepat dimasak. Ketahanan mie instan dipengaruhi oleh kelembabannya yang rendah dan kandungan garam (natrium) yang tinggi.

Mie kemudian didinginkan dan siap dikemas, biasanya dalam dua bentuk: mie dalam kemasan gelas (cup) atau mie dalam kemasan plastik. Dalam satu kemasan mie instan terdapat blok mie, bumbu, dan bahan-bahan pelengkap (seperti sayuran, daging, protein kering, bawang goreng, dll). Bumbu/rasa yang dipasarkan dapat bervariasi, dari rasa kaldu daging hingga rasa masakan tradisional seperti soto, mi goreng, hingga sate.

Konsumen yang membeli mie instan bisa menyiapkannya dalam waktu singkat, sekitar 1-5 menit dengan mencampurnya dengan air panas. Pengembangan lain adalah dengan membuat "mie sehat," biasanya dengan menambahkan bahan-bahan dari sayuran dalam blok mie dan mengurangi penggunaan perisa buatan. Modifikasi lain termasuk bentuk mie yang lebih panjang di Jepang dan lebih pendek di AS, serta keberadaan bubuk cabai/saus sambal yang lebih banyak ditemukan pada mie yang diproduksi di Indonesia.

Asal Usul Mie Instan

Laboratorium pembuatan mi instan Momofuku Ando diabadikan di Museum CupNoodles, Osaka

Lahirnya Ide Brilian

Semuanya dimulai dari seorang pria asal Jepang bernama Momofuku Ando. Pada tahun 1958, setelah Perang Dunia II, Jepang mengalami kekurangan pangan yang parah. Ando melihat banyak orang antri panjang untuk membeli mie yang dibuat secara manual. Dia pun berpikir, "Kenapa nggak buat mie yang bisa dimasak cepat dan praktis?"

Penemuan Mie Instan Pertama

mie instan pertama - Wikipedia

Setelah berbagai eksperimen, Ando berhasil menciptakan mie instan pertama di dunia yang diberi nama Chikin Ramen. Proses pembuatannya cukup revolusioner pada masanya, yaitu dengan cara menggoreng mie yang sudah dimasak dalam minyak panas. Hal ini membuat mie tersebut tahan lama dan bisa dinikmati dengan cukup diseduh air panas.

Perkembangan Mie Instan

Mie Instan Merambah Dunia

Setelah sukses di Jepang, mie instan mulai merambah pasar internasional. Pada tahun 1971, Ando kembali membuat gebrakan dengan memperkenalkan Cup Noodles, yaitu mie instan yang disajikan dalam cup styrofoam. Inovasi ini langsung populer di seluruh dunia karena praktis dan mudah dibawa ke mana-mana.

Produk ini terinspirasi dari perjalanan Ando ke Amerika Serikat tahun 1966, ketika melihat eksekutif perusahaan supermarket Amerika menggunakan cangkir kopi untuk mencoba mie instan, karena tidak tersedianya mangkok. Inovasi ini membuat mie instan menyebar cepat di Amerika dan Eropa.

Konsumsi Mie Instan di Berbagai Negara

Popularitas mie instan menanjak dengan cepat ke seluruh dunia. Pada 1997, penjualannya mencapai 42 miliar bungkus. Pada 2000, penjualannya mencapai 48 miliar bungkus. Pada 2020, menurut World Instant Noodles Association, konsumsi mie instan global menyentuh angka 116 miliar.

Taukah kamu? Indonesia merupakan salah satu pembeli mie instan terbesar di dunia, urutan kedua setelah Tiongkok. Pada tahun 2020, konsumsi mie instan di Indonesia mencapai 12,64 miliar bungkus. Berikut tabel gambaran konsumsi mie instan di beberapa negara:

Negara 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tiongkok 44.40 40.43 38.52 38.97 40.25 41.45 46.35
Indonesia 13.43 13.20 13.01 12.62 12.54 12.52 12.64
India 5.34 3.26 4.27 5.42 6.06 6.73 6.73
Jepang 5.50 5.54 5.66 5.66 5.78 5.63 5.97
Vietnam 4.80 4.80 4.92 5.06 5.23 5.43 7.03
Amerika Serikat 4.18 4.06 4.10 4.13 4.24 4.32 4.50
Filipina 3.60 3.42 3.67 3.89 4.06 4.13 4.47
Korea Selatan 3.43 3.58 3.70 3.86 3.85 3.90 4.13
Thailand 3.19 3.14 3.36 3.38 3.53 3.59 4.27
Brazil 2.35 2.28 2.27 2.31 2.33 2.27 2.27

Sumber: World Instant Noodles Association

Mie Instan di Indonesia

Kehadiran mie instan di Indonesia bermula ketika Jepang mengekspor produknya beberapa tahun setelah produk tersebut diciptakan, yang kemudian dikenal dengan nama "super mie". Pada tahun 1969, PT Lima Satu Sankyo Industri Pangan mendirikan pabrik mie instan di Indonesia dengan merek Supermi.

Pada tahun 1972, Indomie masuk sebagai pesaing yang dirintis oleh Djajadi Djaja dan kawan-kawan, diikuti oleh Salim Group dengan merek Sarimi pada 1982. Dalam perkembangannya, Indomie menjadi merek yang dominan, sehingga sering kali orang Indonesia menyebut mie instan dengan sebutan "Indomie", meskipun yang dikonsumsi bukan merek Indomie.

Indomie, Supermi, dan Sarimi mendominasi penjualan mie instan di Indonesia sejak 1980-an. Ketiga merek tersebut, yang kini diproduksi oleh Indofood CBP Sukses Makmur, mencapai 90% pangsa pasar pada tahun 1992, 88% pada 2002, dan 72% pada 2014.

Industri mie instan yang menggiurkan membuat banyak pengusaha mencoba terjun dalam bisnis ini dengan menawarkan berbagai rasa dan promosi, meskipun Indofood sebagai pemain dominan tetap sulit disaingi. Mi instan pun berkembang dari hanya memiliki tiga merek dengan rasa terbatas, menjadi banyak merek dengan aneka pilihan rasa. Tidak hanya industri besar, bisnis mie instan juga melibatkan pemain lain, seperti warung Indomie (warmindo) dan Warunk Upnormal.

Produsen dan Merek Mie Instan Di Indonesia

Beberapa pemain-pemain dalam industri mi instan di Indonesia, seperti:

  • Indofood CBP: Produsen mi instan terbesar di Indonesia. Selain mengedarkan produknya di dalam negeri, juga memiliki brand yang cukup mendunia. Produk-produknya meliputi Indomie, Supermi, Sarimi, Pop Mie (dominan), Intermi, Sakura dan Vitami (terbatas). Produk lama seperti Top Mie, Super Cup,[50] Nikimiku, Aseli Mi, Mi Peduli,[51] Mie Ummah, Mie Sayaaap,[52] Mie Semar, Pop Bihun, Anakmas,[53] Miqu, dll.
  • Wings Food: Memiliki pangsa pasar terbesar kedua untuk mi instan di Indonesia; termasuk pemain baru (sejak April 2003). Mengedarkan produk dengan merek Mie Sedaap, Eko Mie, So Yumie dan Mie Suksess.
  • Jakarana Tama: Produsen mi ini didirikan pada Mei 1993, oleh pendiri Indomie Djajadi Djaja. Produknya saat ini diedarkan dengan merek Gaga dan Arirang; dahulu juga sempat mengedarkan merek Michiyo dan Healtimie.
  • Olagafood: Produksinya dimulai sejak 1998, dengan merek Alhami, Santremie, Alimi dan Maitri. Produknya umumnya beredar di Sumatera Utara dan sekitarnya.
  • ABC Holding: Saat ini, di bawah PT ABC President Indonesia, perusahaan tersebut mengedarkan mi bermerek ABC dan Gurimi. Dahulu juga mengedarkan milik President, Yomp dan Eat & Go.[58] Selain itu, di bawah perusahaan Orang Tua yang berkaitan, pernah juga dibuat merek Selera Rakyat, Happy Mie dan Kare.
  • Mayora Indah: Produknya bisa dikatakan inovatif, seperti Bakmi Mewah, Mi Gelas dan Mie Oven. Dahulu juga memproduksi Miduo yang dikenal sebagai pelopor dua keping mi dalam satu kemasan pada 1995, dan merek Roma.
  • Nissin: Anak usaha dari Nissin Foods Jepang, produknya seperti Gekikara Ramen, Nissin Ramen (Mikuya), Top Ramen, UFO, dan Cup Noodles. Produksi terdahulu seperti Mi Doraemon, Nissin Mi, Mie Sasa, Goodi, Jumbo-Jumbo dan Newdles.
  • Suprama: Produsen yang lebih dikenal dengan merek "Burung Dara" untuk mi telor, juga baru-baru ini mengenalkan produknya bernama Best Wok. Sebelumnya, produk yang pernah diedarkan bermerek Surya Mie, Duta Mie, dan Kadabra.
  • Fonusa Agung Mulia: Produsen permen ini memproduksi mi bermerek Lemonilo (hasil kerjasama dengan PT Lemonilo Indonesia Sehat) yang mengklaim sebagai "mi sehat".
  • Nutrifood Indonesia: Menggunakan merek Tropicana Slim dengan branding sebagai mi sehat.
  • Kobe Boga Utama: Produsen bumbu masak ini baru-baru ini telah mengeluarkan merek mi instan pedas bermerek BonCabe dan Kobe Jiwa Pagi yang diklaim sebagai mi sehat dengan sayuran.
  • Megahputra Sejahtera: Produsen mi instan yang produknya diedarkan dalam nama Megah Mie, Mikami dan Bola Dunia. Mulai memproduksi mi instan sejak 1991 dan berbasis di Makassar.
  • Surya Mandiri: Memproduksi mi instan merek Sejati.
  • Indosari Sarana Pangan Abadi: Produsen mi instan bermerek Tip Top.
  • Rusindo Prima Food Industri: Berbasis di Deli Serdang dan beroperasi sejak 1981. Produk yang diedarkan seperti Sakina, Soleha, Intimi, Halali, Lek-Lek dan Cheriami.
  • Burung Layang Terbang: Menghadirkan kwetiau goreng dan kuah instan.
  • Kaldu Sari Nabati: Produsen makanan ringan ini memproduksi mi instan bermerek Nabati Richeese dan Nabati melalui PT Nutribev Nabati Indonesia.
  • Sentra Pangan Utama (SPU): Berbasis di Gresik sejak 2007,[70] produknya beredar secara terbatas dalam merek Umi, Jago, dll.
  • Fit Indonesia Tama: Mengklaim sebagai "mi sehat" dari mi shirataki, produksinya dimaklonkan ke Jakarana Tama.
  • Daai Boga: Mi instan yang terafiliasi dengan Tzu Chi ini (diberi nama DAAI) mengklaim dirinya sebagai mi instan vegetarian, dengan produksinya bekerjasama (maklon) dengan Indofood.
  • Private label: Ada perusahaan ritel yang mengedarkan mi instan dengan mereknya sendiri, seperti Indomaret bekerjasama dengan Nissin.

Selain mi instan lokal seperti di atas, juga beredar di pasaran produk mi impor yang harganya umumnya lebih mahal, seperti Nongshim dan Samyang.

Dalam perkembangannya, tidak hanya produk mi instan, di pasaran juga berkembang bihun instan, yang dipelopori oleh Indomie pada akhir 1980-an. Kini, terdapat beberapa produsen bihun instan, seperti FKS Food (Bihunku), Kuala Pangan (Super Bihun), dan Sungai Budi Sari (Rose Brand). Ada juga misoa instan yang baru-baru ini muncul di pasaran walaupun masih terbatas.

Adapun pemain lama yang sudah tidak memproduksi mi instan lagi, seperti:

  • Supmi Sakti: Perusahaan ini awalnya dimiliki oleh Kakan Sukandinata dan menghasilkan produk mi instan bermerek Dore-Mi dan Sup Mie Ayam sejak 1986. Di tanggal 12 Januari 1995,[55] Nestle mengakuisisi perusahaan ini dan mengubah produknya menjadi Maggi Mie Kaya Rasa; produksinya kemudian dihentikan pada tahun 2000.
  • Sentrafood Indonusa dan Sentraboga Intiselera: Dimiliki oleh Medco Group (yang lebih dikenal di industri perminyakan), produknya dikenal dengan nama Salam Mie dan Cinta-mi.
  • Khong Guan: Memproduksi merek Mami, Mamee, Khong Guan, dan Top Mie. Perusahaan afiliasinya, PT Serena Pangan/PT Jaya Abadi Corak Biscuit memproduksi mi instan merek Serena, Anak Mami, Gadjah Mie dan Rajami. Merek lain yang sempat dipasarkan adalah merek Chicken Mie yang merupakan salah satu mi instan terawal.
  • Unilever Indonesia: Pernah mengedarkan mi bermerek Mie & Me untuk anak muda; tidak bertahan lama akibat saingan Indomie yang melempar merek Chatz Mie.
  • Barokah Inkopontren: Mengedarkan mi instan bermerek Barokah, dengan slogan "Lebih nikmat, lebih gurih dan yang paling penting adalah lebih barokah".
  • Karomatul Ummah: Mereknya adalah "Karomah" (dengan slogan "Dari dan untuk ummat"), diluncurkan pada Februari 1997. Sedangkan produksinya bekerjasama dengan Jakarana Tama.
  • Asia Intiselera dan Tiga Pillar Sejahtera: PT Asia Intiselera memproduksi mi instan bermerek Ha Ha Mi, Mi-Kita dan Bossmi; sedangkan Tiga Pillar memproduksi merek Superior.
  • Siantar Top: Produsen makanan ringan ini dahulu pernah memproduksi mi instan Fajar, Puji Mi, Jaya Mi, Sui Mi, Mister Mi, Wilco, Yoki Mi, GoGo, Saleh Mie, Idola 105, Besto, N-Gy, Tasto Mi, Olala Mi dan Shincan Mi. Sempat juga diproduksi PT Saritama Tunggal yang merger dengan Siantar Top pada 2000.[82] Produksi mi instannya sendiri berlangsung sejak 1993, dan merek Sui Mi adalah yang pertama.[83]
  • Myojo Prima Lestari: Perusahaan patungan antara Indofood dan Myojo Foods Co. Ltd., memproduksi produk mi instan Myojo yang menawarkan "mi sehat" dan air dried. Saat ini Myojo masih beredar secara terbatas sebagai produk impor.
  • Ramien Jaya: Produknya diedarkan dengan merek Mieku dan Chiamie.
  • Radiance: Produknya bermerek Meita, Okemie, Akamie, Mamamie.
  • CNI: Perusahaan multi-level marketing ini pernah memilki mi instannya bernama CNI Sehati, yang produksinya bekerjasama dengan PT Sentrafood.
  • Fuji Agung Food Manufacturing: Pada awal 1970-an, perusahaan ini memproduksi mi instan bermerek Supermi Ayam (ejaan lama: Ajam) dengan kapasitas produksi 9,6 juta bungkus. Akan tetapi, kemudian perusahaan ini digugat oleh pemegang merek Supermi saat itu, PT Lima Satu Sankyo Industri Pangan dan kalah di pengadilan. Nasib perusahaan ini sendiri kurang jelas setelah kekalahan gugatan tersebut.
  • Pandu Djaya Abadi: Berbasis di Semarang, memproduksi mi instan Oriental Mi dan Intermi (kini milik Indofood CBP) pada era 1970-an.
  • Perusahaan yang telah dimerger ke Indofood CBP: (PT Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd, PT Lambang Insan Makmur, PT Sarimi Asli Jaya, CV Super Food Indonesia).
  • Private label: Beberapa perusahaan ritel yang pernah mengedarkan mi instan dengan mereknya sendiri, seperti Carrefour, Alfamart dan Giant (bekerjasama dengan PT ABC President).

Tren Masa Kini: Mie Instan di Era Modern

Seiring perkembangan zaman, mi instan juga dikembangkan dengan menambahkan/menggunakan bahan lain. Seperti misalnya upaya mengembangkan mi berbahan tepung sorgum atau mocaf (tepung singkong termodifikasi) demi mengurangi impor gandum. Produk sejenis seperti pasta spageti instan, misoa instan, kwetiau instan (ketiganya juga dari terigu) hingga bihun instan juga sudah beredar luas di masyarakat. Berikut ini beberapa contoh perkembangan dan vareasi mie instan:

Beragam Rasa dan Bentuk

Mie instan gak hanya tentang rasa ayam bawang atau kari ayam. Produsen terus berinovasi dengan berbagai rasa yang unik dan menarik. Mulai dari sate, rendang, soto, hingga rasa-rasa internasional seperti carbonara dan tom yum.

Mie Instan Sehat

Melihat kebutuhan konsumen akan makanan yang lebih sehat, beberapa produsen mulai menciptakan mie instan rendah kalori, tanpa MSG, dan menggunakan bahan-bahan organik. Jadi, sekarang kamu bisa menikmati mie instan tanpa merasa bersalah!

Mengapa Mie Instan Begitu Populer?

Ada beberapa hal yang menyebabkan produk-produk mie instan sangat disambut di pasaran. Diantaranya adalah:

1. Praktis dan Cepat

Gak bisa dipungkiri, salah satu alasan utama kenapa mie instan begitu populer adalah kepraktisannya. Cukup seduh dengan air panas, dan dalam beberapa menit kamu udah bisa menikmati mie yang lezat.

2. Harga Terjangkau

Harga yang terjangkau juga jadi faktor penting. Dibandingkan dengan makanan cepat saji lainnya, mie instan menawarkan solusi makan yang murah tapi tetap enak.

3. Variasi Rasa yang Melimpah

Dengan berbagai pilihan rasa yang ada, mie instan bisa dinikmati kapan saja tanpa takut bosan. Kamu bisa pilih rasa yang sesuai dengan selera atau suasana hati kamu.

Kelebihan dan Kekurangan Mie Instan

Tentu saja mie instan memiliki kelebihan begitu juga kekurangan. Diantaranya adalah:

Kelebihan

  1. Harga Ekonomis: Dibandingkan produk pangan lain, mi instan umumnya memiliki harga yang ekonomis, sehingga dapat dinikmati di segala waktu.
  2. Rasa yang Digemari: Rasanya yang banyak digemari dan mudah didapatkan membuat masyarakat sulit lepas dari mi instan.
  3. Kepraktisan: Penyajiannya yang mudah dan cepat menjadikan mi instan andalan saat lapar, bahkan, mie instan populer dengan julukan makanan anak kos.
  4. Distribusi Mudah: Mudahnya pendistribusian membuat mi instan menjadi andalan warga Indonesia saat terjadi tragedi bencana alam untuk mengatasi masalah keterbatasan dan kelangkaan bahan pangan didaerrah bencana.

Kekurangan

  1. Kesehatan: Mi instan sering dianggap makanan kurang sehat, atau bahkan junk food. Hal ini karena mi instan hanya tinggi di karbohidrat, lemak, dan garam, namun rendah dalam protein, serat pangan, vitamin, dan mineral.
  2. Kandungan Tidak Seimbang: Akibat dari banyaknya kandungan bahan tersebut, mi instan dapat dianggap sebagai salah satu penyebab kegemukan dan masalah kardiometabolik.
  3. Rumor Negatif: Produk ini seringkali dipenuhi rumor miring yang tidak jelas kebenarannya, seperti klaim bahwa mi instan bisa menyebabkan usus buntu, usus "lengket", atau mengandung "lapisan lilin".

Untuk menepis klaim kurang sehat tersebut, beberapa produsen biasanya menambahkan bahan-bahan tertentu. Misalnya, Indomie disebut memiliki kandungan gizi seperti protein, niasin, asam folat, mineral zat besi, natrium, dan berbagai vitamin seperti vitamin A, B1, B6, dan B12.

Klarifikasi Isu Negatif

Beberapa kabar angin yang beredar juga menekankan bahaya pengawet (seperti TBHQ), penyedap monosodium glutamat, hingga hoax tentang "lemak babi" dalam mi instan. Rumor-rumor tersebut seringkali sampai membuat lembaga pemerintah (seperti BPOM) turun tangan untuk mengklarifikasi keamanan makanan ini.

Kesimpulan

Mie instan, dari ide sederhana di Jepang, telah menjelma menjadi makanan yang dicintai di seluruh dunia. Dengan sejarah yang panjang dan terus berkembang, mie instan tidak hanya menawarkan kemudahan dan kelezatan, tetapi juga inovasi yang sesuai dengan perkembangan zaman. Jadi, kapan terakhir kali kamu menikmati semangkuk mie instan favoritmu?

Mie instan memang punya cerita yang panjang dan menarik. Dari asal mula yang sederhana hingga menjadi tren yang digemari di seluruh dunia, mie instan terus berinovasi dan beradaptasi dengan selera zaman. Jadi, jangan ragu untuk menikmati mie instan favoritmu, karena di balik setiap mangkuknya, ada sejarah dan inovasi yang tak pernah berhenti berkembang.


Sumber: